I. Tujuan :
• Dapat memahami cara pembuatan tawas.
• Mampu memanfaatkan limbah kaleng bekas sebagai bahan baku pembuatan tawas.
II. Dasar Teori
Tawas adalah garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+M3+ (SO4)2.12H2O. M+ merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+ atau Co3+, tawas biasa dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah amonium sulfat dodekahidrat. Tawas banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Jenis tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna. Selain itu, ternyata Tawas bisa digunakan untuk menghilangkan bau badan atau anti-deodorant.
III. Alat dan Bahan
• Alat
alat-alat gelas (erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker)
corong buchner
batang pengaduk
neraca analitik
gunting
amplas
• Bahan
KOH
Etanol 95 %
NaOH (soda api)
Air aki (accuzur)
Kaleng alumunium bekas
IV. Cara Kerja
1. Disiapkan beberapa kaleng bekas kemudian dibersihkan dengan menggunakan amplas untuk menghilangkan warna dan lapisan plastiknya.
2. Kaleng bekas yang sudah dibersihkan kemudian digunting menjadi bagian yang kecil.
3. Potongan-potongan kaleng bekas ditimbang sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL ditambahkan KOH 20% sebanyak 50 mL dan dipanaskan dengan api kecil.
4. Proses pemanasan dihentikan sampai gelembung-gelembung gas hilang.
5. Larutan tersebut disaring lalu didinginkan kemudian ditambahkan dengan hati-hati 30 mL H2SO4 6 M (air aki) sambil diaduk.
6. Setelah itu dilakukan penyaringan. Larutan didinginkan di dalam es.
7. Kristal tawas yang terbentuk dipisahkan dengan corong Buchner dan dicuci dengan 20 mL etanol 95 %.
8. Endapan dikeringkan, setelah kering kemudian ditimbang sampai beratnya konstan.
• Pembuatan Tawas dengan NaOH (soda api)
Ditimbang sebanyak 20, 30, 40 gram kristal soda api.
Kemudian dilakukan pelarutan dengan memasukan kristal soda api tersebut kedalam 3 gelas beker masing-masing beratnya.
Kemudian ditambahkan aquadest kira-kira sebanyak 10 ml.
Kemudian larutan dimasukkan kedalam 3 labu ukur 50 ml yang berbeda, kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda batas, dan ditutup rapat kemudian dilakukan pengocokan.
Diulangi prosedur 3-7 diatas untuk pembuatan tawas dengan menggunakan soda api.
V. Hasil dan Pembahasan
Pembuatan Tawas dengan KOH 20 %
Waktu yang diperlukan 20 menit hingga gelembung-gelembung yang di hasilkan hilang. Tawas yang dihasilkan seberat 9.5336 gram.
Pembuatan Tawas dengan NaOH
Campuran Waktu
Aluminium + NaOH 30% 20 menit
Aluminium + NaOH 20% 25 menit
Aluminium + NaOH 10% 30 menit
Tawas yang dihasilkan tidak ada.
Pada percobaan pembuatan tawas, praktikan menggunakan kaleng-kaleng bekas. Pembuatan Tawas ini dilakukan dengan 4 perlakuan berbeda yaitu dengan menambahkan 20% KOH, 30% NaOH, 20% NaOH dan 10% NaOH. Pada perlakuan pertama, kaleng bekas ditambahkan 20% larutan KOH sebanyak 50 ml. Pada penambahan KOH 20% ini reaksi berjalan cepat karena menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah :
2Al + 2KOH + 6H2O 2K[Al(OH)4] + 3H2
Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas. Pada tahap ini, dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi sehingga gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi dan larutannya berubah menjadi warna hitam. Setelah itu disaring dan filtrat yang diperoleh ditambahkan Accu zur sebanyak 30 ml sambil diaduk, kemudian disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya. Reaksi yang terjadi adalah :
2K[Al(OH)4]+H2SO4 2Al(OH)3+K2SO4+2H2O
Penambahan H2SO4 membentuk Al(OH)3 bersama-sama dengan K[Al(OH)4], namun setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 berupa larutan bening tak berwarna. Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4. Reaksi yang terjadi adalah:
2Al(OH)3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 6H2O
Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk bereaksi kembali dengan K2SO4 membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)2.12H2O berwarna putih. Reaksinya adalah :
K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O 2KAl(SO4)2.12H2O
Untuk mempercepat terbentuknya Kristal, larutan didinginkan dalam es. Setelah kristal alum (tawas) sudah terbentuk maka dicuci dengan 20 ml larutan etanol 50% yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Setelah itu, dikeringkan dalam oven, kemudian ditimbang berat tawas yang diperoleh. Berat tawas yang diperoleh sebesar 9,5336 gram.
Perlakuan yang kedua yaitu kaleng bekas ditambahkan Soda api 30% sebanyak 50 ml. Pada percobaan ini tidak terbentuk tawas, hal ini terjadi karena soda api yang digunakan merupakan soda api yang didapat dipasaran. Diduga soda api ini tidak benar-benar murni sehingga tidak terbentuk tawas. Begitu pula dengan perlakuan yang ketiga dan keempat yaitu kaleng bekas ditambahkan 50 ml larutan NaOH 20% dan NaOH 10%. Berdasarkan hasil pengamatan, tawas tidak terbentuk juga, mungkin alasannya sama dengan percobaan yang menggunakan soda api 30%.
VI. Kesimpulan
1. Tawas yang dihasilkan dengan menggunakan KOH seberat 9,5336 gram.
2. Tidak dihasilkan tawas pada pembuatan dengan menggunakan NaOH.
Daftar Pustaka
- Manurung, M. Fitria, A, I. 2010. KANDUNGAN ALUMINIUM DALAM KALENG BEKAS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBUATAN TAWAS. FMIPA Universitas Udayana. Bali.
• Dapat memahami cara pembuatan tawas.
• Mampu memanfaatkan limbah kaleng bekas sebagai bahan baku pembuatan tawas.
II. Dasar Teori
Tawas adalah garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula M+M3+ (SO4)2.12H2O. M+ merupakan kation univalen, umumnya Na+, Fe+, Cr+, Ti3+ atau Co3+, tawas biasa dikenal dalam kehidupan sehari-hari adalah amonium sulfat dodekahidrat. Tawas banyak digunakan oleh PDAM untuk memproses air sungai menjadi ari bersih (oleh karena itu disebut juga dengan nama populer Alum). Jenis tawas lainnya adalah seperti Tawas Natrium untuk bahan pengembang roti, Tawas Kalium untuk pengolah limbah, Tawas Besi untuk penyamakan kulit dan bahan pewarna. Selain itu, ternyata Tawas bisa digunakan untuk menghilangkan bau badan atau anti-deodorant.
III. Alat dan Bahan
• Alat
alat-alat gelas (erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker)
corong buchner
batang pengaduk
neraca analitik
gunting
amplas
• Bahan
KOH
Etanol 95 %
NaOH (soda api)
Air aki (accuzur)
Kaleng alumunium bekas
IV. Cara Kerja
1. Disiapkan beberapa kaleng bekas kemudian dibersihkan dengan menggunakan amplas untuk menghilangkan warna dan lapisan plastiknya.
2. Kaleng bekas yang sudah dibersihkan kemudian digunting menjadi bagian yang kecil.
3. Potongan-potongan kaleng bekas ditimbang sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL ditambahkan KOH 20% sebanyak 50 mL dan dipanaskan dengan api kecil.
4. Proses pemanasan dihentikan sampai gelembung-gelembung gas hilang.
5. Larutan tersebut disaring lalu didinginkan kemudian ditambahkan dengan hati-hati 30 mL H2SO4 6 M (air aki) sambil diaduk.
6. Setelah itu dilakukan penyaringan. Larutan didinginkan di dalam es.
7. Kristal tawas yang terbentuk dipisahkan dengan corong Buchner dan dicuci dengan 20 mL etanol 95 %.
8. Endapan dikeringkan, setelah kering kemudian ditimbang sampai beratnya konstan.
• Pembuatan Tawas dengan NaOH (soda api)
Ditimbang sebanyak 20, 30, 40 gram kristal soda api.
Kemudian dilakukan pelarutan dengan memasukan kristal soda api tersebut kedalam 3 gelas beker masing-masing beratnya.
Kemudian ditambahkan aquadest kira-kira sebanyak 10 ml.
Kemudian larutan dimasukkan kedalam 3 labu ukur 50 ml yang berbeda, kemudian ditambahkan aquadest sampai tanda batas, dan ditutup rapat kemudian dilakukan pengocokan.
Diulangi prosedur 3-7 diatas untuk pembuatan tawas dengan menggunakan soda api.
V. Hasil dan Pembahasan
Pembuatan Tawas dengan KOH 20 %
Waktu yang diperlukan 20 menit hingga gelembung-gelembung yang di hasilkan hilang. Tawas yang dihasilkan seberat 9.5336 gram.
Pembuatan Tawas dengan NaOH
Campuran Waktu
Aluminium + NaOH 30% 20 menit
Aluminium + NaOH 20% 25 menit
Aluminium + NaOH 10% 30 menit
Tawas yang dihasilkan tidak ada.
Pada percobaan pembuatan tawas, praktikan menggunakan kaleng-kaleng bekas. Pembuatan Tawas ini dilakukan dengan 4 perlakuan berbeda yaitu dengan menambahkan 20% KOH, 30% NaOH, 20% NaOH dan 10% NaOH. Pada perlakuan pertama, kaleng bekas ditambahkan 20% larutan KOH sebanyak 50 ml. Pada penambahan KOH 20% ini reaksi berjalan cepat karena menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah :
2Al + 2KOH + 6H2O 2K[Al(OH)4] + 3H2
Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-gelembung gas. Pada tahap ini, dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi sehingga gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium bereaksi dan larutannya berubah menjadi warna hitam. Setelah itu disaring dan filtrat yang diperoleh ditambahkan Accu zur sebanyak 30 ml sambil diaduk, kemudian disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya. Reaksi yang terjadi adalah :
2K[Al(OH)4]+H2SO4 2Al(OH)3+K2SO4+2H2O
Penambahan H2SO4 membentuk Al(OH)3 bersama-sama dengan K[Al(OH)4], namun setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 berupa larutan bening tak berwarna. Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat bereaksi sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4. Reaksi yang terjadi adalah:
2Al(OH)3 + 3 H2SO4 Al2(SO4)3 + 6H2O
Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk bereaksi kembali dengan K2SO4 membentuk kristal yang diperkirakan adalah KAl(SO4)2.12H2O berwarna putih. Reaksinya adalah :
K2SO4+Al2(SO4)3+12H2O 2KAl(SO4)2.12H2O
Untuk mempercepat terbentuknya Kristal, larutan didinginkan dalam es. Setelah kristal alum (tawas) sudah terbentuk maka dicuci dengan 20 ml larutan etanol 50% yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan. Setelah itu, dikeringkan dalam oven, kemudian ditimbang berat tawas yang diperoleh. Berat tawas yang diperoleh sebesar 9,5336 gram.
Perlakuan yang kedua yaitu kaleng bekas ditambahkan Soda api 30% sebanyak 50 ml. Pada percobaan ini tidak terbentuk tawas, hal ini terjadi karena soda api yang digunakan merupakan soda api yang didapat dipasaran. Diduga soda api ini tidak benar-benar murni sehingga tidak terbentuk tawas. Begitu pula dengan perlakuan yang ketiga dan keempat yaitu kaleng bekas ditambahkan 50 ml larutan NaOH 20% dan NaOH 10%. Berdasarkan hasil pengamatan, tawas tidak terbentuk juga, mungkin alasannya sama dengan percobaan yang menggunakan soda api 30%.
VI. Kesimpulan
1. Tawas yang dihasilkan dengan menggunakan KOH seberat 9,5336 gram.
2. Tidak dihasilkan tawas pada pembuatan dengan menggunakan NaOH.
Daftar Pustaka
- Manurung, M. Fitria, A, I. 2010. KANDUNGAN ALUMINIUM DALAM KALENG BEKAS DAN PEMANFAATANNYA DALAM PEMBUATAN TAWAS. FMIPA Universitas Udayana. Bali.
Posting Komentar